Jumat, 08 Oktober 2010

“MEMBANGUN DENGAN HATI”

Landasan yang dipancangkan untuk menjadi pilar dan arah pembangunan di propinsi Banten adalah berdasarkan “IMAN dan TAQWA”. Landasan ini tentunya memiliki makna filosofis dan ideologis yang jelas, yakni pembangunan di Banten harus didasarkan kepada nilai-nilai ketuhanan(keagamaan) baik secara vertikal maupun horizontal. Hal ini berarti harus disadari oleh seluruh stakeholder bahwa dalam setiap usaha pembangunan itu ada keterlibatan bantuan Allah. Oleh karena itu, pembangunannya harus dijalankan sesuai dengan aturan dan ketentuan Allah dan perundang-undangan. Sehingga pekerjaan tersebut memberikan aspek manfaat dan keberkahan bagi yang menjalankan maupun orang lain. Pertanyaannya, benarkah sudah demikian dalam realitasny? Hal inilah yang perlu menjadi aspek “muhasabah”.
Simbolisasi dari landasan pembangunan Banten (Iman dan Taqwa) nampaknya sudah mulai dapat kita lihat, misalnya dengan adanya mushaf al-qur’an al-bantani, berdirinya masjid raya al-bantani, rencana berdirinya Pusat Kajian Keislaman di kawasan pemerintahan propinsi Banten (Baca: Fatah Sulaeman, 8 Oktober 2010). Untuk lebih memperkuat symbol-simbol termasyarakatkan dengan baik, maka sesuai dengan karakteristik masyarakat Banten yang memiliki kultur agamis, hendaknya pula, instrument pembangunan sumber daya manusia di Banten jangan melupakan peran besar lembaga-lembaga keagamaan yang ada, misalnya: Madrasah, pesantren, majlis Ta’lim, dan lembaga lembaga keagamaan ummat lainnya. Oleh karena itu pemberdayaan dan peningkatan kualitas pada lembaga-lembaga tersebut jangan diabaikan. Hal ini penting, karena lembaga tersebut telah banyak berkontribusi terhadap pembinaan mental dan karakter masyarakat . yang konon sekarang ini sedang mengalami degradasi yang disebabkan oleh derasnya arus modernisasi dan globalisasi.
Mencermati persoalan pembangunan bangsa yang demikian berat, ada baiknya para pimpinan dan birokrat kita mencontoh semangat yang dilakukan oleh pemimpin dan tokoh reformer Cina Li Lanqing. Mereka menyadari bahwa pendidikan akan memiliki peran yang banyak dalam mencapai kesuksesan.. Keyakinan mereka membangun bangsa melalui sektor pendidikan terlihat dari upaya ekspansi yang berkelanjutan yang dilakukan sejak tahun 1980 sampai awal tahun 1990. Selama periode ini, pendidikan terus mengalami kemajuan secara cepat, dan banyak inovasi yang bersejarah selama dekade tersebut. Visi, misi, komitmen dan filosofi Li Lanqing dalam membangun Cina melalui pendidikan, tergambar dalam bukunya berjudul Education for 1.3 Billion. Sejak diangkat menjadi Wakil Perdana Menteri Cina yang sekaligus mendapat tugas menangani bidang pendidikan pada tahun 1993, Li Lanqing terus berusaha keras melaksanakan tugasnya dengan sungguh-sungguh. Berbagai upaya telah direncanakan dengan matang dan dilaksanakan dengan optimal yang didasari oleh visi yang jelas tentang pendidikan yang ingin diwujudkan dan komitmen yang kuat untuk mencapai visinya. Usaha Li Lanqing tersebut ditunjukkan dengan melakukan kunjungan ke berbagai sekolah di berbagai daerah untuk menampung keluhan dan berbagai masalah yang dihadapi. Ia tidak terhalang dengan kondisi jalan yang rusak dan sulit untuk mencapai suatu perkampungan (ke daerah Pegunungan Provinsi Yunan, misalnya), bila perlu ia akan naik sepeda atau jalan kaki, agar mendapatkan informasi langsung dari para guru di sekolah. Dari hasil perjalanannya berkeliling, Li Lanqing melihat terdapat tiga permasalahan utama dalam bidang pendidikan yang harus segera diatasi, yaitu gaji guru yang rendah, perumahan guru yang tidak layak, dan dana pendidikan yang tidak memadai.
Li Lanqing memandang bahwa tanggung jawab pendidikan adalah bidang yang sangat vital untuk membangun suatu masyarakat Cina. Melalui pendidikan akan dihasilkan orang-orang yang kompeten untuk melaksanakan tugas-tugas dan berbagai pekerjaan dengan baik. Tanpa orang kompeten kita tidak akan dapat melakukan apapun. Untuk itu diperlukan dana yang memadai untuk membiayai seluruh kebutuhan pendidikan. Li Lanqing yakin, bahwa sistem pendidikan akan memiliki kinerja yang lebih baik jika memiliki dana yang cukup. Karena itu ia berpendapat, pemerintah harus mengambil alih tugas dan pendanaan pendidikan. Komitmen Li Lanqing untuk membangun dunia pendidikan di Cina menjadi maju agar dapat mendorong Cina menjadi negara yang modern, diperlihatkan dengan menyediakan dana bagi pendidikannya yang terus meningkat dari tahun ke tahun. Dalam melaksanakan tugasnya mereformasi dunia pendidikan di Cina, Li Lanqing mengacu kepada sejumlah filosofi dan teori yang dikembangkan baik di dunia timur maupun barat. Salah satu filsafat yang menyadarkan dirinya akan pentingnya pendidikan untuk pembangunan bangsa yang modern di masa depan adalah filsafat yang dikemukakan oleh filosof Guan Zhong: “Untuk satu tahun, tidak ada yang lebih penting daripada memelihara butir; Untuk sepuluh tahun, tidak ada yang lebih penting daripada memelihara pohon; Untuk seumur hidup, tidak ada yang lebih penting daripada memelihara manusia”. Menghargai guru dan nilai-nilai pendidikan ditanamkan secara mendalam pada pikiran generasiku. Demikian beberapa pemikiran Li Lanqing, yang pada inti dari upayanya adalah membangun karakter anak bangsa.
Semangat dan pandangan Li Lanqing di atas, nampaknya memiliki garis lurus jika kita melihat realitas pendidikan sumber daya manusia di negeri ini. Di mana yang menjadi persoalan pada dunia pendidikan saat ini adalah pada masalah pendidikan karakter. Dengan pendidikan karakter yang baik akan dapat membimbing anak bangsa untuk menjadi orang yang kuat, bertanggung jawab, jujur, amanah dan juga toleran selain juga ulet dan cerdas. Upaya pendidikan yang mengarah pada pola pendidikan karakter tersebut, tentunya meniscayakan keterlibatan qalbu (hati) yang mendalam bukan semata-mata logika dan matematis semata, termasuk dalam pembangunan di luar bidang pendidikan. Jika hati yang berkata sesungguhnya siapapun tidak bisa membohongi dirinya, termasuk upaya untuk berbuat tidak jujur dan penyalahgunaan wewenang. Bukankah kasus korupsi, kriminal, kekerasan, perjokian, dan lain sebagainya mengindikasikan lemahnya kesadaran diri akan nilai-nilai kejujuran, tanggung jawab dan percaya diri dari setiap individu yang dicita-citakan dalam tujuan pendidikan nasional kita.
Dirgahayu Propinsi Banten dan Kabupaten Serang, semoga pembangunan di wilayahmu semakin baik dan maju karena semakin baiknya kesadaran dan tanggung jawab para pemimpinnya. Semoga. Amiiiiiiiiiin.
Hidayatullah

Tidak ada komentar:

Posting Komentar